
Musim 2020/2021 menjadi salah satu musim yang paling bersejarah bagi Chelsea. Di bawah asuhan Thomas Tuchel, The Blues berhasil mengangkat trofi Liga Champions kedua mereka.
Chelsea menumbangkan raksasa Inggris, Manchester City di grand final yang berlangsung di Estádio do Dragão, Porto, Portugal.
Kesuksesan ini bukan hanya hasil dari kerja keras tim, tetapi juga bukti kehebatan strategi dan determinasi dalam menghadapi tekanan di level tertinggi sepak bola Eropa.
Perjalanan Menuju Final
Chelsea memulai petualangan mereka di Liga Champions 2020/2021 dengan tergabung dalam Grup E bersama Sevilla, Krasnodar, dan Rennes.
Dengan permainan yang solid di fase grup, Chelsea lolos sebagai juara grup tanpa terkalahkan, menunjukkan potensi besar mereka di kompetisi ini.
Di fase gugur, Chelsea menghadapi tantangan berat:
- Babak 16 Besar: Menghadapi Atletico Madrid, salah satu tim paling tangguh di Eropa, Chelsea menang agregat 3-0, berkat performa gemilang Olivier Giroud dan pertahanan kokoh yang dipimpin Thiago Silva.
- Perempat Final: Mengalahkan FC Porto dengan agregat 2-1. Gol penting Mason Mount dan Ben Chilwell di leg pertama menjadi kunci kemenangan.
- Semifinal: Pertarungan melawan Real Madrid, raja Liga Champions, menjadi ujian terbesar. Chelsea menang agregat 3-1, dengan penampilan luar biasa dari Pullisic (Leg 1) dan gol penentu Timo Werner serta Mason Mount (Leg 2).
Final Epik Melawan Manchester City
Final yang digelar pada 29 Mei 2021 mempertemukan Chelsea dengan Manchester City, tim asuhan Pep Guardiola yang dianggap favorit juara.
Namun, Chelsea tampil dengan semangat juang yang luar biasa dan strategi brilian dari Thomas Tuchel.
- Gol Penentu: Kai Havertz menjadi pahlawan Chelsea setelah mencetak gol tunggal pada menit ke-42. Memanfaatkan umpan terobosan Mason Mount, Havertz berhasil melewati Ederson dan menceploskan bola ke gawang kosong, membawa Chelsea unggul 1-0.
- Pertahanan Kokoh: Pertahanan Chelsea yang dipimpin oleh Antonio Rüdiger, Thiago Silva, dan Reece James mampu meredam serangan-serangan City yang mengandalkan Kevin De Bruyne, Riyad Mahrez, dan Phil Foden.
- Man of the Match: N’Golo Kanté kembali menunjukkan kelasnya sebagai salah satu gelandang terbaik dunia, mengontrol lini tengah dengan sempurna dan memenangkan duel-duel penting sepanjang laga.
Thomas Tuchel: Sang Arsitek Keberhasilan
Kesuksesan Chelsea di musim ini tidak lepas dari peran besar Thomas Tuchel, yang menggantikan Frank Lampard pada Januari 2021.
Dalam waktu singkat, Tuchel berhasil memperbaiki struktur tim, memperkuat lini pertahanan, dan memaksimalkan potensi pemain-pemain seperti Mason Mount, Kai Havertz, dan Edouard Mendy.
Pendekatan taktis Tuchel yang mengutamakan soliditas pertahanan dan serangan balik cepat menjadi faktor kunci kemenangan Chelsea.
Keberhasilan ini juga menjadi pembuktian bagi Tuchel setelah kegagalan di final Liga Champions bersama Paris Saint-Germain pada musim sebelumnya.
Warisan dan Dampak Kemenangan
Kemenangan ini menjadi gelar Liga Champions kedua dalam sejarah Chelsea, setelah yang pertama pada musim 2011/2012.
Gelar ini tidak hanya mengukuhkan status Chelsea sebagai salah satu klub elit Eropa, tetapi juga menjadi awal dari era baru di bawah kepemimpinan Thomas Tuchel.
Chelsea juga menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang mampu bersaing di level tertinggi, dengan kombinasi pemain muda berbakat seperti Mason Mount, Reece James, dan Kai Havertz, serta pemain berpengalaman seperti Thiago Silva dan Cesar Azpilicueta.
Kemenangan ini akan selalu dikenang oleh para penggemar Chelsea di seluruh dunia, tidak hanya sebagai momen kejayaan, tetapi juga sebagai simbol perjuangan dan kebangkitan tim di bawah Thomas Tuchel.
Leave a Reply