
Mantan pemilik Chelsea, Roman Abramovich, kembali menjadi sorotan setelah kekayaannya mengalami lonjakan yang signifikan. Sementara itu, di sisi lain, para fans Chelsea semakin vokal dalam protes mereka terhadap kepemilikan klub saat ini, yang dipimpin oleh Todd Boehly dan Clearlake Capital.
Chelsea di Era Abramovich vs. Boehly: Perbandingan yang Kontras
Abramovich, yang membeli Chelsea pada tahun 2003, mengantarkan klub ke era kejayaan dengan berbagai trofi domestik dan internasional.
Namun, setelah invasi Rusia ke Ukraina, miliarder asal Rusia itu dipaksa untuk menjual klub dan kehilangan kewarganegaraan Inggrisnya. Klub akhirnya diakuisisi oleh Clearlake Capital dan Todd Boehly, yang sejak itu mengalami pasang surut dalam performa dan manajemen.
Sejak kepemilikan berpindah tangan, Chelsea mengalami penurunan performa yang signifikan. Meski masih memiliki peluang untuk kembali ke Liga Champions musim ini, mereka gagal meraih trofi di bawah kepemimpinan Boehly dan Clearlake Capital.
Hal ini membuat sebagian besar penggemar semakin tidak puas, yang memuncak pada protes besar-besaran di Stamford Bridge.
Protes Suporter dan Kerinduan Akan Era Abramovich
Pada Selasa malam, sebelum Chelsea menang telak 4-0 atas Southampton, suporter menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap kepemilikan saat ini. Chants yang mendukung Abramovich menggema di stadion, menunjukkan betapa besar pengaruh mantan pemilik tersebut di hati para penggemar. Boehly dan Clearlake Capital semakin kehilangan kepercayaan sebagian suporter, yang menganggap mereka gagal membawa Chelsea ke level yang sama seperti di era Abramovich.
Lonjakan Kekayaan Abramovich
Sementara Chelsea berjuang di bawah kepemimpinan baru, kekayaan Abramovich justru mengalami lonjakan setelah mengalami penurunan drastis pada tahun 2022. Pada puncak kejayaannya, Abramovich memiliki kekayaan sebesar £11,4 miliar, tetapi angka tersebut turun drastis menjadi £5,4 miliar akibat sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia pasca-invasi ke Ukraina.
Kini, kekayaan Abramovich telah pulih dan diperkirakan berada di kisaran £6,04 miliar menurut Bloomberg, atau bahkan mencapai £7,6 miliar menurut Forbes. Ini menunjukkan bahwa meskipun telah kehilangan Chelsea dan menghadapi berbagai sanksi dari negara-negara Barat, Abramovich tetap mampu membangun kembali imperiumnya.
Bagaimana Kekayaan Abramovich Dibandingkan dengan Boehly?
Menurut Forbes, Todd Boehly saat ini memiliki kekayaan sekitar £6,6 miliar, lebih rendah dari Abramovich, meskipun hanya selisih sekitar £1 miliar.
Jika dibandingkan dengan masa kejayaan Abramovich saat masih memimpin Chelsea, selisih tersebut jauh lebih besar. Sementara itu, Behdad Eghbali, pendiri Clearlake Capital dan salah satu pemegang saham utama Chelsea, memiliki kekayaan yang jauh lebih kecil, yakni sekitar £3,4 miliar.
Peran Abramovich Pasca Chelsea
Sejak meninggalkan Chelsea, Abramovich tetap menjaga profil rendah di depan publik. Namun, ia diketahui terlibat dalam mediasi konflik antara Rusia dan Ukraina, menggunakan hubungannya dengan Vladimir Putin untuk memfasilitasi pertukaran tahanan perang. Laporan menyebutkan bahwa ia telah membantu ratusan orang kembali ke rumah mereka melalui upaya diplomatik ini.
Di luar perannya dalam diplomasi, Abramovich masih memiliki saham di perusahaan besar seperti raksasa baja Rusia Evraz dan produsen nikel Norilsk Nickel. Meskipun kekayaannya terus bertambah, ia tetap menghadapi sanksi dari Inggris, Uni Eropa, Kanada, Australia, dan Swiss, yang membatasi mobilitas dan aksesnya terhadap beberapa aset internasional.
Kesimpulan: Era Abramovich vs. Era Boehly, Siapa Lebih Baik?
Chelsea di bawah kepemilikan Boehly dan Clearlake Capital masih berusaha menemukan pijakannya setelah kepergian Abramovich. Sementara itu, mantan pemilik klub tersebut justru semakin memperkuat posisinya sebagai miliarder global, meskipun harus menghadapi tekanan geopolitik.
Dengan meningkatnya ketidakpuasan terhadap kepemilikan baru, muncul pertanyaan besar: Apakah Chelsea mampu mengembalikan kejayaannya tanpa sosok Abramovich? Atau apakah klub ini akan terus terjebak dalam ketidakstabilan di bawah kepemimpinan baru? Hanya waktu yang bisa menjawab.
Leave a Reply